Minggu, 25 Mei 2008
Saya kerja di depan toko snack grosir dan eceran. Seneng banget melihat aktifitas yang ada di seberang. Apalagi kalo liat makanan kecil yang dulu merupakan makanan favoritku semasa kecil (ya.... contohnya nih, pang pang, ri ri, mie kremez, dll.....) kadang tuh bisa mesam-mesem sendiri kalo inget. Hahaha..... biarin deh dibilang gila atau apapun....
Kadang juga kasihan kalo melihat para kuli-kuli yang masih muda harus ngangkatin berdus-dus snack-snack.. Tapi saya tetap salut dengan apa yang mereka kerjakan, mungkin bagi sebagian orang pekerjaan menjadi kuli angkut barang bisa saja dipandang sebelah mata. Tapi saya yakin pekerjaan apapun, asalkan halal, pasti lebih mulia di mata Allah, dibanding dengan pekerjaan di tempat yang wah yang kelihatannya halal dan bergengsi, tapi mereka melakukan penyelewengan/korupsi. Tentu anda tau sendiri jawabannya....
Kadang melihat para wanita sendirian, naik motor, tapi juga mampu membawa bertumpuk2 dus-dus di belakang, menata sendiri barang bawaannya. Bener-bener salut.....
Wanita jaman sekarang ya, emang gak bisa dipandang sebelah mata. Kemandirian mereka, keuletannya, juga kerja keras yang mereka lakukan untuk bertahan hidup di era yang semakin susah ini, pasti membuat bangga bu R.A. Kartini.
Kadang saya berpikir, di jaman yang semakin susah seperti ini, gak bisa deh kalo kita nggak punya semangat untuk kerja keras, gak bisa juga hanya dengan berpangku tangan meratapi nasib tanpa berusaha mengubahnya.
Dan tidak seimbangnya antara besarnya lapangan kerja dengan pencari kerja, menjadikan hanya orang-orang yang kreatif, yang mempunyai semangat kerja keras-lah yang bisa survive mengarungi hidup ini.
Jadi, jangan karena anda lulusan S1 apa darimana, lantas anda gengsi untuk hanya bekerja sebagai sales penjual obat panu misalnya. Mungkin emang sih, anda pasti berpikir, sales obat panu gitu loh, mana ada sih jaman sekarang orang kena penyakit panu, secara sabun juga udah banyak dijual. Siapa yang mau beli......
Tapi mungkin aja, setelah anda jalani, sewaktu anda menawarkan produk yang anda jual. Anda bertemu dengan orang yang memberi anda inspirasi untuk membuat produk lain yang belum diproduksi oranglain dan butuh modal sedikit serta sangat prospek ke depannya.
Yang perlu anda ingat, hidup itu nggak bisa ditebak. Kadang hal-hal yang sudah kita rencanakan matang-matang aja, bisa gagal total, tapi kadang juga hal-hal yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya malah datang di depan mata. Ya....tinggal gimana kita bisa merubah suatu kesempatan sekecil apapun menjadi sesuatu yang wah... Yang mungkin bisa merubah nasib kita menjadi lebih baik.
Saran saya.....
Teruslah berusaha, berkreasi, berinovasi, teruslah bersemangat dalam menjalani hidup, kerja keras, ikhlas dalam menjalani suatu hal, pantang menyerah dan berputus asa. Dan jangan lupa berdoa...
AYO...Semangat!!!
Salah Siapa?
Sabtu, 24 Mei 2008
Begitu baca Koran hari ini, pasti rata-rata muncul headline tentang harga BBM yang sudah naik lagi semenjak Keppres semalam. Yup, betul banget, sekarang harga Bensin naik dari yang semula 4.500 jadi 6.000 perak. Ya kenaikannya hampir 28%.
Memang sih, sebelum diputuskan untuk naik, masyarakat sudah banyak yang menentang rencana kenaikan BBM. Bahkan sebelum resmi BBM naik, banyak harga-harga yang naik duluan. Alasan para pedagang sih, bensin langka akibat banyak orang yang menimbun BBM sebelum harga BBM resmi dinaikkan.
Kok bisa ya, ada orang yang dengan kesadaran penuh, mementingkan kantongnya sendiri dan nggak peduli sama sekali dengan kesusahan orang lain….???
Padahal saya ingat betul sejak jamannya saya SD, sewaktu pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) belum diganti jadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) seperti sekarang ini, udah disebutin kok kalo kita harus mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi / golongan. Saya yakin, nilai PMP mereka dulu pasti gak lebih dari 3, atau nilai mereka bagus tapi pasti hasil nyontek…
Kalo udah gini, sapa donk yang salah…. Guru PMP/PPKn atau Guru Agama??
Kerasa ya….berat banget konsekuensi yang harus ditanggung para guru-guru kita. Kalo ada yang salah dengan anak-anak didiknya pasti yang disalahkan adalah gurunya, padahal seorang murid menghabiskan waktu yang lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Jadi salah siapa donk??? Menurut kalian....???
